Selasa, 21 Oktober 2014

PA Mamre 19-25 Oktober 2014

PA MAMRE GBKP 19-25 OKTOBER 2014
(Minggu Zending GBKP)
Pdt. Larena br. Sinuhadji

Ogen :
1 Korinti 2:1-9
Tema :
KINITEKEN ENTAH KEBELUHEN?
Tujun :
Gelah Mamre i bas ersaksi makeken kepentaren i bas Dibata nari, labo kebeluhen ngerana ras kuasana

Pengantar

Jemaat Korintus didirikan oleh Paulus bersama-sama dengan Priskila, Akwila, dan rekan-rekan lainnya (Kis. 18:5; 1 Kor. 16:19) selama 18 bulan pada perjalanan misi Paulus yang ke-2 (Kis. 18:1-17). Jemaat Korintus adalah jemaat yang heterogen (bukan hanya orang Yahudi perantauan saja) dari berbagai suku bangsa. Sementara itu kota Korintus sendiri merupakan sebuah kota metropolitan, karena merupakan ibu kota provinsi Akhaya di bawah pemerintahan Roma. Kota ini tentu saja merupakan kota yang sangat maju dalam hal ekonomi dan budaya, namun terbelakang dalam hal moralitas.
Dengan demikian dapat kita bayangkan bagaimana kondisi jemaat Korintus ketika Paulus meninggalkannya. Waktu 18 bulan tentu tidaklah cukup untuk menumbuhkan iman yang kokoh dalam diri jemaat Korintus. Jemaat Korintus masih labil, mudah terpengaruh lingkungan sekitarnya. Itulah sebabnya Rasul Paulus menuliskan surat-suratnya kepada jemaat Korintus. Surat 1 Korintus ditulis pada saat Paulus melayani di Efesus (Kis. 18:23; 20:31; 21:16).


Hikmat Manusia vs. Kekuatan Allah

Dalam pengalamannya memberitakan Injil kepada jemaat Korintus, Rasul Paulus menuliskan bahwa bukanlah hikmat manusia yang dipakainnya tetapi kekuatan Allah melalui Roh Kudus. Oleh karena itu ia mengajak jemaat Korintus agar menyandarkan diri mereka kepada Roh Kudus sebagai kekuatan yang berasal dari Allah (ay. 1-5). Mengapa Rasul Paulus menyandarkan dirinya pada kekuatan Roh Kudus? Karena :
  1. Roh Kudus berkuasa menyadarkan orang akan dosa-dosanya, mengungkapkan kebenaran, penghakiman, dan kesaksian tentang kuasa penyelamatan dalam Kristus (band. 1 Kor. 5:1-6:20)
  2. Roh Kudus berkuasa mengubah kehidupan (1 Kor. 1:26-27; band. Kis 4:13)
  3. Roh Kudus berkuasa mengerjakan kekudusan dalam hidup orang percaya (1 Kor 5:3-5)
  4. Roh Kudus berkuasa menunjukkan kuasa Allah melalui tanda-tanda ajaib (Kis. 2:29-33; 4:29-30; 5:12; 14:3; 2 Kor. 12:12).

Hikmat manusia dipertentangkan Paulus dengan kekuatan Allah melalui Roh Kudus karena tampaknya jemaat Korintus lebih mengandalkan kekuatan hikmat manusia yang terbatas dibandingkan dengan kekuatan Roh Kudus dalam hidup mereka. Tentu saja hal ini menyebabkan hidup mereka masih sama dengan orang-orang di sekitarnya bahkan mungkin lebih buruk.
Gaya hidup jemaat Korintus kira-kira bisa digambarkan sebagai berikut : "iri hati dan perselisihan" (1 Kor. 3:3); permisif (membiarkan bahkan melegalkan) kebejatan dalam jemaat (1 Kor. 5:1-13; 6:13-20); tidak memperdulikan Firman Allah (1 Kor. 4:18-19); masih mengadukan perkara mereka yang sepele ke pengadilan (1 Kor. 6:8); dll. Dengan gaya hidup seperti ini maka hidup mereka sama sekali menjadi kesaksian di tengah-tengah masyarakatnya.
Oleh karena itu jelas pesan Rasul Paulus dalam ogen pada kesempatan ini, jangan mengandalkan kekuatan manusia bila ingin hidup berpadanan dengan Kristus dan bila hidup kita ingin menjadi kesaksian bagi lingkungan kita. Andalkanlah kekuatan Allah melalui Roh KudusNya.

Aplikasi

PA Mamre pada kesempatan ini berkaitan dengan Minggu Zending GBKP. Mengingatkan kembali Mamre akan sehna Berita si Meriah ibas kalak Karo. Artinya, Injil bertumbuh dan berkembang dalam masyarakat Karo sebagai hasil dari Pekabaran Injil yang dilakukan oleh Zending Belanda di masa lalu. Tentu saja hal ini membawa Mamre pada suatu refleksi :
  1. Sampai sejauh mana Injil itu mengubah kehidupan Mamre?
  2. Sampai sejauh mana Injil itu mendorong Mamre untuk bersaksi melalui apa pun yang mampu Mamre lakukan?

Jika hasil refleksi itu ternyata membawa pada kesimpulan bahwa Mamre masih belum diubahkan hidupnya oleh berita Injil, maka Mamre perlu mengevaluasi kembali, mungkin selama ini Mamre lebih mengandalkan logika, pikiran, hikmat manusia daripada kekuatan Allah melalui Roh Kudus untuk mengubah hidup? Mungkin memang belum secara serius hidup di dalam Kristus karena selama ini hanya menjadi Kristen keturunan saja. Atau mungkin ada penyebab lainnya. Tetapi yang pasti adalah, mintalah pimpinan Roh Kudus agar dimampukan untuk mengubah diri sendiri.
Jika hasil dari refleksi itu ternyata Mamre sudah banyak diubahkan oleh Injil, maka pertanyaannya, adakah keinginan dalam diri Mamre untuk mengajak Mamre-mamre lain untuk hidup dalam Kristus? Contoh konkrit misalnya, mengajak Mamre yang selama ini belum aktif dalam kegiatan-kegiatan gereja, dsb. Tetapi yang terutama, Mamre mampu bersaksi melalui gaya hidupnya, di rumah, dalam pekerjaan, di mana pun ia berada, sehingga banyak orang melihat dan merasakan kasih Kristus melalui kehadiran Mamre. Inilah ciri Mamre yang mengandalkan Iman kepada Tuhan (erkiniteken man Dibata) bukan mengandalkan kekuatan diri sendiri (kebeluhenna entah pe kuasana). Jika kedua hal di atas sudah mampu dilakukan, maka Mamre akan dimampukan untuk melangkah lebih jauh dalam Pemberitaan Injil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar