Selasa, 24 Mei 2016

Khotbah GBKP Minggu Tgl. 29 Mei 2016

KHOTBAH GBKP MINGGU TGL. 29 MEI 2016
PERTUKARAN MIMBAR PGI DALAM RANGKA BULAN OIKUMENE HUT PGI KE-66
(Erpalasken surat Moderamen nari Tgl. 13 Mei 2016, No. 0778/V-b/2016, kerna Bulan Oikumene)
Pdt. Larena br. Sinuhadji (Nd. Rey Tarigan)

Tema : GEREJA YANG PEDULI DAN BERBAGI
Bahan Alkitab : 2 Korintus 8:13-15

Penjelasan Bahan  Alkitab

Perikop ps. 8 diberi judul oleh TB-LAI “Pelayanan Kasih” berbicara tentang bantuan kasih dari Jemaat Makedonia kepada Jemaat miskin di Yerusalem (bdk. Roma 15:26, “Sebab Makedonia dan Akhaya telah mengambil keputusan untuk menyumbangkan sesuatu kepada orang-orang miskin di antara orang-orang kudus di Yerusalem”).  Jemaat Makedonia secara finansial miskin tetapi kaya dalam kemurahan. Bahkan Paulus berani mengatakan, apa yang dilakukan jemaat ini melampaui kemampuan mereka. Dengan kerelaan sendiri jemaat ini meminta dan mendesak kepada Paulus beserta timnya supaya mereka diberi kesempatan untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus (ay. 3-4). Mereka memberikan lebih banyak daripada yang diharapkan Paulus. Artinya, jemaat ini benar-benar sudah dewasa secara iman, mereka tidak hanya fokus berpikir terhadap kekurangan yang ada pada diri mereka dan supaya orang peduli (mengasihani) mereka tetapi malah mereka berpikir untuk orang lain dan apa yang bisa mereka perbuat untuk meringankan beban orang lain. Apa yang dilakukan Jemaat Makedonia dijadikan contoh yang hidup oleh Paulus bagi Jemaat Korintus untuk juga mau berbagi, karena secara finansial sebenarnya Jemaat Korintus jauh lebih mampu tetapi kurang dalam hal memberi.
Secara khusus pada ay. 13-15 Paulus menekankan soal keseimbangan dan saling menolong. Pada saat itu jemaat di Yerusalem membutuhkan pertolongan, sehingga bantuan dari Jemaat Korintus yang secara finansial berkelebihan sangat dibutuhkan. Karena mungkin saja pada suatu saat Jemaat Korintus pun membutuhkan pertolongan dari Jemaat Yerusalem. Paulus memotivasi Jemaat Korintus agar dengan rela membantu Jemaat Yerusalem. Oleh karena itu penggalangan sumbangan yang sudah dimulai di Jemaat Korintus harus dengan rela diselesaikan dengan tuntas. Paulus menduga ada orang-orang yang merasa keberatan untuk mengumpulkan sumbangan itu sehingga mempengaruhi anggota jemaat lainnya. Pada ay. 15 Paulus mengutip Kel. 16:18 yaitu tentang orang Isarel yang mengumpulkan manna di padang gurun (“Ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan. Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya”). Prinsip yang ditekankan adalah tidak serakah dan ada penguasaan diri.

Aplikasi

Bulan Mei dirayakan oleh Gereja-gereja di Indonesia sebagai Bulan Oikumene dalam rangka HUT PGI yang jatuh pada Tgl. 25 Mei. Tahun ini PGI berusia 66 tahun, yang menunjukkan bahwa arak-arakan Gerakan Oikumene Gereja-gereja di Indonesia telah menjalani usia yang tidak lagi muda. Dalam usia yang tidak lagi muda ini, kembali Gereja-gereja di Indonesia diingatkan bahwa esensi kehadiran kita di tengah-tengah dunia ini adalah untuk menjadi berkat bagi segala makhluk. Di satu sisi kita prihatin karena masih banyak Gereja di Indonesia yang hak-haknya untuk melaksanakan ibadah dihambat. Kemiskinan dan ketiadakadilan masih terus membayangi. Paham radikalisme yang menjadikan kekerasan sebagai cara menyelesaikan persoalan masih menggema. Kerusakan ekologis sepertinya makin tak terbendung. Korupsi masih sulit dibasmi. Peredaran narkoba semakin tak terkendali dan perdagangan manusia semakin marak. Dan realitanya, masih banyak orang yang tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya, tidak terkecuali kita. Mungkin ada di antara kita yang mengatakan, “Sejauh tidak menganggu diri saya, itu bukan urusan saya”. Masih banyak orang yang merasa nyaman dengan egosentrisnya dan tidak rela keluar dari zona kenyamanannya. Orang menjadi sibuk mengurus urusannya sendiri, berjuang meraih materi sebanyak-banyaknya, berjuang meraih kekuasaan, kedudukan demi kepentingan dirinya sendiri atau kelompoknya.
Harus diakui bahwa Gereja-gereja pun sedikit banyak masih terpengaruh dengan nilai-nilai dan gaya hidup seperti tersebut di atas, misalnya, masih banyak Gereja yang masih berkutat dengan urusan internal saja. Kegiatan oikumene hanya berkisar pada perayaan Natal dan Paskah saja. Oleh karena itu, tema kali ini diangkat untuk mengingatkan kita untuk berbagi dan peduli. Berbagi dan peduli tidak hanya dapat dilakukan dalam keadaan aman dan mapan. Karena seringkali yang terjadi kita hanya mau memberi dari kelebihan dan ketika situasi kita nyaman. Tetapi pada kesempatan ini melalui Jemaat Makedonia, kita diingatkan bahwa mereka memberi bukan dari kelebihannya, tapi justru dari kemiskinannya. Bukan dari kenyamanannya, tapi justru di tengah tekanan dan penderitaan yang mereka alami. Perikop ini menunjukkan, bahwa peduli dan berbagai merupakan dua hal yang penting dalam kehidupan persekutuan, keduanya tidak bisa dipisahkan. Peduli adalah sikap dan berbagai adalah tindakan konkrit.
Adam Grant dalam bukunya Give and Take memberikan kesimpulan dari hasil risetnya bahwa orang-orang yang suka berbagi adalah mereka yang mendominasi tangga atas kesuksesan hidup. Sedangkan orang  yang tidak mau berbagi dan maunya hanya mengambil atau menerima justru hanya berada di tengah-tengah tangga kesuksesan hidup. Tentu saja motif kita untuk berbagi pada mereka yang membutuhkan bukan pertama-tama karena ingin sukses dalam hidup ini. Motif kita adalah bersyukur. Kita bersyukur karena Tuhan telah terlebih dahulu mengasihi kita dan tetap memelihara hidup kita sampai saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar